Aku melihat Tuhan dari wajah seorang Jejaka

Tentang AKU !!!
Ragu, Takut, Butuh, Ingin, Rasa, Cinta, Klise, Bayangan, Sakit, Patah Hati, Trauma, Khayalan, Hancur, Tuhan, Tangis, Air Mata, Rindu, Sayang, Genggaman, Kehangatan, Masa Depan, Iman, Kepercayaan, Pengorbanan, Pria dan Wanita, Kau dan Aku, Aku dan Kalian, Kau dan Kami, Mati dan Akhirat.
***
Kemarin aku melihat nafsu sebagai kebutuhan. Kemarin aku melihat nikmat sebagai kebahagiaan. Kemarin aku melihat manusia sebagai musuh. Kemarin aku melihat mimpi sebagai khayal yang semu. Kemarin aku melihat langit selalu berwarna kelabu. Kemarin aku melihat jejak kesia-siaan yg tertinggal disetiap langkah. Kemarin aku melihat tawa sebagai topeng. Kemaren aku melihat obrolan sebagai bentuk kekecewaan. Namun, ketika kejenuhin menghampiri setiap hembusan nafas. Dan oksigen terasa seperti nitrogen yang membekukan hati. Aku terhempas dalam kenyataan. Aku sungguh Kesepian. Aku sungguh terjebak dalam kepura-puraan yang mendalam. Aku berpura-pura kuat, berusaha menyakinkan diri “I can, I do not need anyone”. Aku tenggelam dalam kesombongan yang membuat ruh ku tak bernyawa, dan ragaku seperti seonggok daging yang dipenuhi oleh kotoran. Aku bertanya kepada masa lalu, mereka bungkam. Aku bertanya pada masa kini, mereka mengolok-olok. Aku bertanya pada masa depan, mereka sudah lama pergi. Aku ditinggalkan dan dibiarkan berjalan berputar. Hulu ku menghilang, hilirku tak tampak. Dan aku terjebak sepi dan kekosongan. Tidak apa apa. Kataku pada suatu sore. Aku akan terus mencoba untuk menghadapi, ungkapku didalam kesombongan. Aku terduduk pada suatu sore yang manja. Membuka mata seolah menantang. Berlari lambat seolah tak ada yang akan menyaingiku. Kembali aku berpura-pura. Tapi disetiap letih dan peluh yang mengalir disetiap pori-pori tubuh. Tetap memberikan hampa yang menyiksa. Yang semakin aku berlari semakin aku tertinggal. Semakin aku berpura pura semakin aku terpojok dalam kesunyian lorong yang gelap.
 Aku GAGAL
 
***

Tentang KAU !!!
Aku melihat Tuhan dari  wajah seorang Jejaka. Aku melihat sendu dari mata seorang jejaka, Aku melihat tenang dari tutur seorang jejaka. Aku melihat aku yang terkubur dalam maksiat dari wujud seorang jejaka.
***
Kemarin, disebuah ruang persegi panjang yang tak simetris. Aku melihat sesosok jejaka yang bersujud yakin. Merelakan hitungan detik terhenti hanya untuk membukuk, bersujud, membungkuk dan bersujud lagi. Sungguh kataku saat itu. Aku menggoda.
Keesokan harinya, disebuah ruang bermeja panjang berwarna hijau. Aku melihat sosok jejaka itu lagi. Bermata letih namun jernih. Bertubuh ringkih namun kuat. Berambut ajak-ajakan yang selalu basah oleh peluh di ruang persegi panjang yang tak simetris itu. Dan Aku kembali menggoda.
Malam diesokan harinya. Aku bertemu dengan jejaka itu, masih dengan mata, tubuh, dan rambut yang sama. Ingin ku bertanya “siapa kau” ingin ku bertanya “dari mana asalmu”. Ingin ku bertanya “apa komat kamitmu di ruang persegi panjang tak simetris itu” Aku ingin bertanya.
Namun yang keluar hanya celoteh celoteh busuk yang membuatku semakin tak pantas. Godaan godaan murahan yang membuatku semakin tak bernyawa. Topeng yang berbentuk tawa penuh kemunafikan. Sekali lagi aku gagal.
Siapa kau, teriakku dalam diam.
Hari ini. di malam yang panas meski hujan. Aku memaksa untuk bertanya. Aku memaksa untuk memiliki. Aku memaksa, kau harus mau. Aku memaksa.
Aku semakin gagal dan kalah. Kakiku patah dan tak bisa berlari lagi. Ketika kau bilang “Aku tak merasakan apa-apa”
Namun, di dini hari yang sepi. Di dini hari keterpurukanku. Aku bangkit. Membalut patahan demi patahan tulangku dari serpihan sisa-sisa keyakinan yang kupunya. Membungkus kegagalanku dengan ikhlas yang begitu nyata. Jejaka itu, ya jejaka itu. Menamparku dengan pahit yang mengerogoti hati. Jejaka itu, ya jejaka itu. Yang merubah manis yang membuat busuk disekujur kalbu menjadi tawar yang menjernihkan.
***
Aku melihat Tuhan dari  wajah seorang Jejaka. Aku melihat sendu dari mata seorang jejaka, Aku melihat tenang dari tutur seorang jejaka. Aku melihat aku yang terkubur dalam maksiat dari wujud seorang jejaka.
Dan Aku telah menemukan. Tetapi aku tak ingin memiliki. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dandelion Diseberang Ilalang

Siapa Aku...?