KALAH
Bila waktu telah menuntutku untuk segera beranjak, apa yang harus aku lakukan pada kaki kotor tak terbasuh ini? Bila ego telah memaksaku untuk berteriak, mengapa bibir selalu menjadi sumber masalah. Aku mengerti apa yang diingin hati, namun sulit bagiku untuk memahami molekul ambisi yg menguasai otak. Mengapa gelisah menjadi serentetan mozaik yang membuatku benci? Tak seorangpun paham, kesendirian merupakan wujud kecewa paling mutlak. Menyalahi keputusan, meludahi angan yang terbang mengambang, pura pura buta namun merangkak pelan dengan mata tak berkedip. Pergi...., berusaha lari dari tanggung jawab yang menghantui. Sesungguhnya Aku harus apa? Haruskah aku hanya duduk manis dan berusaha menikmati kopiku. Pura pura lupa, pura pura tidak terjadi apa apa. "Mereka" bilang aku seharusnya tenang, seharusnya hanya mengikuti angin hingga jatuh. Tak perlu pusing memikirkan dari mana angin berhembus. Cukup mengikuti cukup mematuhi... Tapi, "mereka" tidak mengerti. S